Wednesday, May 30, 2012

Perhatian Imam Syafi’i Kepada Ilmu Agama

“Tidak ada satu pun yang lebih utama setelah menunaikan kewajiban selain menuntut ilmu.” 
(Imam asy-Syafi'i:: diriwayatkan dalam Miftah Dar as-Sa’adah 1/391 oleh Ibnu Qayyim)

 Perhatian Imam Syafi’i Kepada Ilmu Agama

Dinukil dari Majalah al-Furqon 11/6 Al-Ustadz Abu Ubaidah as-Sidawi –hafizhahullaah-
 
1.

كُلُّ الْعِلُومِ سِوَى الْقُرْآنِ مَشْغَلَةٌ

إِلَّا الْحَدِيثَ وَإِلَّا الْفِقْهَ فِي الدِّين

الْعِلْمُ مَا كَانَ فِيهِ قَالَ حَدَّثَنَا

وَمَا سِوَى ذَاكَ وَسْوَاسُ الشَّيَاطِينِ

Setiap ilmu selain al-Qur’an adalah menyibukkan
Kecuali hadits dan fiqih dalam agama
Ilmu adalah yang terdapat di dalamnya Haddatsana (hadits)
Selain itu adalah waswas setan.
(Diwan Syafi’i hlm 88)

2.

مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ ، وَمَنْ أَرَادَ الْأَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ

“Barangsiapa yang menghendaki dunia, maka hendaknya dia berilmu. Dan barangsiapa yang menghendaki akhirat, maka hendaknya dia berilmu. Dan barangsiapa yang menghendaki dunia akhirat, maka hendaknya dia berilmu.” (Al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab 1/30 oleh an-Nawawi.)

3.

لَولَا الْمَحَابِرُ لَخَطَبَتِ الزَّنَادِقَةُ عَلَى الْمَنَابِرِ

“Tidak ada satu pun yang lebih utama setelah menunaikan kewajiban selain menuntut ilmu.” (Miftah Dar as-Sa’adah 1/391 oleh Ibnu Qayyim)

4.

طَلَبُ الْعِلْمِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ النَّافِلَةِ

“Menuntut ilmu lebih utama daripada shalat sunnah." (al-Majmu’ 1/40 oleh an-Nawawi)

5.

أَنْتُمْ أَعْلَمُ بِالْأَبَارِ الصِّحَاحِ مِنَّا، فَإِذَا كَانَ خَبَرٌ صَحِيحٌ ، فَأَعْلِمْنِيْ حَتَّى أَذْهَبَ إِلَيْهِ، كُوْفِيًّا كَانَ أَوْ بَصْرِيًّا أَوْ شَامِيًّا

“Engkau lebih tahu tentang hadits-hadits shahih daripada diriku. Apabila ada hadits shahih maka beritahukanlah padaku sehingga aku akan mendatanginya baik Kufah, Bashrah, atau Syam.” (Hilyatul Auliya’ 9/170 oleh Abu Nu’aim)

6.

أَخِي لَنْ تَنَالَ الْعِلْمَ إِلَّا بِسِتَّةٍ

سَأُنْبِيكَ عَنْ تَفْصِيلِهَا بِبَيَانِ

ذَكَاءٌ وَحِرْصٌ وَاجْتِهَادٌ وَبُلْغَةٌ

وَصُحْبَةُ أُسْتَاذٍ وَطُولُ زَمَانِ

Saudaraku, engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam perkara
Akan aku kabarkan padamu perinciannya dengan jelas
Kecerdasan, kamauan keras, semangat, bekal cukup
Bimbingan ustadz dan waktu yang lama.
(Diwan Syafi’i hlm. 20)

7.

فَحَقَّ عَلَى طَلَبَةِ الْعِلْمِ بُلُوْغُ غَايَةِ جُهْدِهِمْ فِي الْإِسْتِكْثَارِ مِنْ عِلْمِهِ

 وَالصَّبْرُ عَلَى كُلِّ عَلَى عَارِضٍ دُوْنِ طَلَبِهِ 

وَإِخْلَاصُ النِّيَّةِ لِلهِ فِي اسْتِدْرَاكِ عِلْمِهِ نَصَّا وَاسْتِنْبَاطًا 

وَالرَّغْبَةُ إِلَى اللهِ فِي الْعَوْنِ عَلَيْهِ فَإِنَّهُ لَا يُدْرَكُ خَيْرٌ إِلَّا بِغَوْنِهِ

“Maka hendaknya bagi para penuntut ilmu untuk: 
1) mencurahkan tenaganya dalam memperbanyak ilmu; 
2) bersabar menghadapi tantangan dalam menuntut ilmu; 
3) mengikhlaskan niat karena Allah ‘azza wa jalla untuk menggapai ilmunya secara nash ataupun istinbath (menggali ilmu); 
4) berdo’a mengharapkan pertolongan Allah ‘azza wa jalla, karena tidak mungkin meraih kebaikan kecuali dengan pertolongan-Nya.”
(ar-Risalah hlm. 19)
__________________
Selesai diketik ulang oleh:
Surakarta
Senin, 14 Shafar 1433 H
Abu Hanifah as-Sukawharjiy

No comments:

Post a Comment

Silahkan menyampaikan nasehat, petuah, saran. Syukron

 
;